Minggu, 02 Maret 2014

LAPORAN ISOLASI BAKTERI DAN FUNGSI LINGKUNGAN AKUATIK



I. PENDAHULUAN
1.1         Latar belakang
Mikroba yang ditemukan di suatu lingkungan ditemukan dalam populasi campuran, sangat jarang sekali yang ditemukan sebagai satu spesies tunggal. Penelitian mengenai mikroorganisme biasanya memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran pada permulaanya, atau biakan campuran, menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel yang berasal dari satu sel induk (Prescott, 2003).
Biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan dalam menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Ada dua teknik yang sering digunakan untuk memperoleh biakan murni, yaitu cawan gores dan cawan tuang. Namun yang digunakan dalam praktikum ini adalah teknik cawan gores dengan metode kuadaran.
Sifat hidup bakteri secara umum adalah sapotrofik pada sisa buangan hewan ataupun tanaman yang sudah mati, tetapi banyak juga parasitik pada hewan, manusia, dan tanaman dengan menyebabkan banyak penyakit (Suriawiria 2008). Menurut Waluyo (2007), pengamatan bekteri dapat dilakukan secara individual, satu per satu, maupun secara kelompok dalam bentuk koloni. Bila bakteri yang ditumbuhkan di dalam medium yang tidak cair, maka akan terjadi suatu kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk koloni berbeda-beda untuk setiap spesies, dan bentuk tersebut merupakan ciri khas bagi suatu spesies tertentu.
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik, yang memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila fungi hidup dari benda organik mati yang terlarut disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah. Hal ini dapat meningkatkan kesuburan tanah, fungi juga penting dalam pembuatan antibiotik seperti Peniciline. Akan tetapi fungi juga dapat merugikan jika membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan lain (Pelczar dan Chan 2007).
1.2         Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari cara mengisolasi bakteri dari lingkungan akuatik dengan metode penggoresan kuadran serta mengamati ciri-ciri koloni bakteri yang tumbuh.


II.      METODE KERJA

2.1         Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada Selasa, 28 Februari 2012 pukul 11.50 s.d. 13.30 WIB, bertempat di Laboratorium CB Mikrobiologi, kampus Cilibende - Diploma Institut Pertanian Bogor.

2.2         Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah cawan petri, jarum OSE, bunsen, korek api, oppendorf, dan spidol. Bahan yang digunakan adalah media NA, alkohol, dan sampel air.

2.3         Prosedur Kerja
2.3.1 Isolasi Bakteri








Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan, lalu nama dan kelompok ditulis dalam label dan ditempelkan pada tutup cawan petri. Lalu tangan disemprotkan alkohol agar steril. Cawan petri (kaca penyebar) pada bagian dasar dibagi zonasi dengan spidol menjadi kuadran 0, I, II, III dengan posisi :
Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api. Pinggiran cawan petri yang berisi media NA dipanaskan, agar steril. Setelah itu jarum OSE dibakar di atas api bunsen hingga berwarna merah terbakar, lewatkan sampai dekat gagang, lalu jauhkan dari api hingga dingin. Oppendorf yang berisi sampel air dibuka dan jarum OSE yang telah didinginkan dicelupkan ke dalam air sampel.
Cawan petri yang berisi media NA di gores, gores permukaan kuadran 0 terlebih dahulu. Jarum OSE dipanaskan kembali, setelah dingin cawan petri dibuka pelan-pelan dan goresan di ujung kuadran 0 disambung ke kuadran I. Kemudian jarum OSE dipanaskan kembali, setelah dingin cawan petri dibuka pelan-pelan dan goresan di ujung kuadran I disambung ke kuadran II. Setelah itu jarum OSE dipanaskan kembali, setelah dingin cawan petri dibuka pelan-pelan dan goresan di ujung kuadran II disambung ke kuadran III.
Kemudian pinggiran cawan dipanaskan kembali dan jarum OSE dipijarkan agar bakterinya mati. Setelah itu, cawan petri dimasukkan ke kantong plastik dan di simpan selama 24 jam untuk diteliti.
2.3.2 Isolasi Fungi
Pada Ikan Sakit
Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api. Pinggiran cawan petri yang berisi media NA dipanaskan, agar steril. Ambil sample ikan sakit, dan taruh di media NA yang terdapat di cawan petri. Kemudian ratakan dengan batang pengaduk.

Pada  Air Kolam Induk
Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api. Pinggiran cawan petri yang berisi media NA dipanaskan, agar steril. Setelah itu jarum OSE dibakar di atas api bunsen hingga berwarna merah terbakar, lewatkan sampai dekat gagang, lalu jauhkan dari api hingga dingin. Oppendorf yang berisi air kolam indukan dibuka dan jarum OSE yang telah didinginkan dicelupkan ke dalam air kolam indukan. Kemudian gores secara zig-zag di cawan petri yang terdapat media NA.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1       Hasil


Tabel 1. Hasil pengamatan isolasi bakteri
Sampel
Nama
Bentuk
Tepian
Elevasi
Ciri-ciri
Air Tandon
Dedy Hidayat



Bentuknya bulat, tepiannya licin, elevasinya cembung, warnanya putih susu
Fega Iken



Bentuknya bulat, tepiannya licin, elevasinya cembung, warnanya putih susu
Himmah Ihya



Bentuknya bulat, tepiannya licin, elevasinya cembung, warnanya putih susu
Syahril Ritonga



Bentuknya bulat, tepiannya licin, elevasinya cembung, warnanya putih susu
Syuhada Restu



Bentuknya bulat, tepiannya licin, elevasinya cembung, warnanya putih susu
Tiara Analia



Bentuknya bulat, tepiannya licin, elevasinya cembung, warnanya putih susu





Tabel 2. Hasil pengamatan isolasi fungi
Sampel
Nama
Hasil
Ikan sakit
Syahril Ritonga
+
Dedy Hdayat
+
Air Kolam Induk
Syuhada Restu & Tiara
+
Fega & Himmah
+
Keterangan:     + = tumbuh hifa
                        - = tidak tumbuh hifa

3.2     Pembahasan
          Teknik isolasi meliputi mendapatkan, memurnikan, identifikasi, dan pengujian produksi (Hidayat, Padaga, Suhartini 2006). Menurut Hadioetomo (1993), untuk mencirikan dan mengidentifikasi suatu spesies mikroorganisme tertentu, pertama-tama organisme tersebut harus dapat dipisahkan dari mikroorganisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi biakan murni.
            Dalam pengisolasian diterapkan beberapa teknik, diantaranya teknik cawan gores dan cawan tuang. Kedua teknik tersebut didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga suatu spesies organisme dapat dipisahkan dari organisme lainnya, dengan angggapan bahwa koloni tunggal yang terpisah dan nampak dicawan petri setelah diinkubasi berasal dari satu sel tunggal (Widanarni 2011).
Pada praktikum kali ini pengisolasian dilakukan dengan teknik cawan gores dan menggunakan metode kuadran, yaitu membuat cawan terbagi menjadi kuadran-kuadran. Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.
Goresan yang terpenting untuk diamati adalah goresan terakhir, karena dari goresan terakhir itu didapatkan koloni dari sel tunggal yang benar-benar murni tidak tercampur spesies lain, sehingga mudah untuk dipindahkan ke media steril lain yang berfungsi sebagai media biakan murni sel tunggal yang diperoleh.
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium NA dengan metode cawan gores atau media cawan tuang, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri.
Banyak bakteri yang dapat menyebabkan ikan terserang penyakit, diantaranya yaitu :
1.      Vitiligo. Dapat dikenali dengan adanya noda putih berkabut pada sirip atau kulit ikan. Selaput lendir terbuka sehingga daerah tak bersisik menjadi kelihatan. Hal ini bisa menyebabkan kulit ikan akan hancur atau terkelupas.
2.      Fin Rot. Bakteri ini akan menyerang ikan yang tidak sehat, ikan yang mengalami stress atau kelebihan populasi dalam sebuah aquarium Ekor ikan yang terserang akan membusuk pada ujungnya dan menyebar terus sampai ke pangkal ekor.
3.      Bacterial Gill Rot. Timbul ketika selaput lendir sensitif pada insang telah diserang parasit. Bagian dalam insang yang telah mati diserang bakteri berwarna putih keabu-abuan.
4.      Columnaris. Ditandai dengan adanya seperti jaringan halus berwarna putih pada mulut, sirip, ekor dan sisik ikan.Pada tahap selanjutnya pada ekor dan sirip kadang-kadang mengalami pembusukan
5.      Bloody inflammations. Pendarahan pada sebagian area pada kulit ikan, pendarahan pada anus dan ekor dan sirip merupakan ciri-ciri infeksi yang terjadi.
6.      Dropsy. Bakteri ini menginfeksi usus ikan sehingga ikan malas untuk makan karena adanya gangguan di pencernaan.Pada tahap selanjutnya selaput pada usus akan lepas menempel pada anus berwarna putih dan panjang seperti berak putih. Sehingga makanan tidak dapat lagi dicerna karena organ didalam sudah tidak dapat bekerja dengan baik.Pada tahap akhir karena kerusakan organ hati ikan atau kerusakan organ urin. Akhirnya cairan berkumpul di rongga pada tubuh ikan, pada bagian dalam sisik atau pada mata ikan. Hal ini menyebabkan bengkak pada sisik dan pada mata ikan
7.      Erythrodermatitis. Penyakit ini terlihat dari mulai adanya noda merah pada kulit yang akan berubah menjadi borok atau luka berdarah yang terbuka. Pada tahapan lanjut tepian luka atau borok tersebut akan berwarna putih, dan biasanya terjadi pada punggung (bagian atas) dan bagian tubuh ekor.
Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa koloni yang tumbuh di media memiliki warna putih susu, bentuknya bulat, tepiannya licin, dan elevasinya cembung. Hasil goresan akhir pada cawan petri menghasilkan satu koloni, karena setiap koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme (Pelczar dan Chan 2007).
Berikut hasil dari percobaan :
 



Gambar 1 Isolasi bakteri


Gambar 2 Isolasi fungi pada air kolam induk
Gambar 3 Isolasi fungi pada ikan sakit


 




IV.       KESIMPULAN DAN SARAN

3.1         Kesimpulan
Menggunakan teknik cawan gores dengan metode kuadran memeilik keunggulan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Goresan yang terpenting untuk diamati adalah goresan terakhir, karena dari goresan terakhir itu didapatkan koloni dari sel tunggal yang benar-benar murni.
Teknik cawan gores dengan metode kuadran bisa mendapatkan biakan murni, terbukti dengan seragamnya ciri-ciri bakteri yang diperoleh.

3.2         Saran
Untuk praktikum kedepannya, diharapkan agar metode pengisolasian yang lainnya seperti metode cawan tuang pun dipraktikkan dan media yang dipakai pun seharusnya lebih beragam. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa memiliki bekal yang lebih mahir dalam melakukan pengisolasian dengan berbagai teknik dan jenis media yang beranekaragam.












DAFTAR PUSTAKA

Prescott, L.M. 2003. Microbiology 5th edition. New York: Mc Graw Hill.
Suriawiria, Unus. 2008. Mikrobiologi Air. Bandung: PT. Alumni.
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Volume 1.
Hidayat, Nur. Masdiana C. Padaga, Sri Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri.
Yogyakarta: Andi Offset.
Hadioetomo RS.1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: Gramedia Utama.
Widanarni. 2011. Modul Praktikum Mikrobiologi Akuatik. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com