Kamis, 25 Desember 2014

Laporan Pemeriksaan Endo Parasit dan Ekto Parasit Pada Ikan


I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penyakit merupakan kendala utama untuk keberhasilan produksi. Timbulnya penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh padat tebar ikan yang tinggi saat pemeliharaan, transportasi benih, penanganan dan kualitas air yang buruk (thanikachalam, 2010).
Berdasarkan lokasinya tubuh inang diketahui ada organisme yang tergolong sebagai ektoparasit. Ektoparasit ikan meliputi protozoa, cacing dan krustase. Kelimpahan, keragaman jenis dan sensifitas ektoparasit mungkin berbeda antara jenis ikan dan spesifitas ektoparasit mungkin berbeda antara jenis ikan. Sumber untuk memperoleh ektoparsit adalah lapisan lendir sirip, tubuh dan insang (Hadioetomo,1993)
Endoparasit dan meso parasit merupakan parasit yang berlokasi dalam tubuh insang. Dapat ditemukan pada otot daging, organ internal, usus, lumen dan rongga tubuh inang. Meso dan endoparasit ikan meliputi protozoa dan cacing. Kelimpahan, keaneka ragaman dan sensifitasnya munkin berbeda antara jenis ikan. Dari organ tersebut dapat dilihat adanya nodul-nodul sebagai kelainan yang tampak makroskopik yang mungin disebabkan oleh adanya kiste protozoa (terutama myxosporea atau microspora) maupun kiste parasit cacing. Parasit cacing pada usus dapat terlihat dengan mata telanjang, sedangkan parasit usus protozoa tidak terlihat secara makroskopik (Hadioetomo,1993). 
Pembedahan ikan berguna untuk mengetahui  perbedaan ikan yang terinfeksi bakteri dengan yang tidak terinfeksi bakteri baik pada organ luar maupun organ dalam pada dalam ikan. Penyakit tidak hanya menyerang organ dalam ikan tetapi juga menyerang organ dalm ikan, Sehingga perlu dilakukan pembedahan ikan untuk mengetahui penyakit yang menyerang organ dalam ikan dengan melakukan pembedahan ini kita bisa melakukan pencegahan perkembangan biakan parasit dan bakteri yang menyerang organ dalam ikan.
Penyakit didefinisikan sebagai gangguan fungi  fisiologis atau penyimpangan bentuk anatomi organ tubuh, kelainan darah dan kimiawi cairan tubuh ikan. Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, seistem respirasi biogenetik dan metebolisme, pencernaan, organ-organ sensor sistem saraf sistem endokin dan reproduksi (Fujaya, 2008).  
1.2.Tujuan  
Pemeriksaan parasit  bertujuan untuk mengetahui  ikan yang terinfeksi parasit  dengan yang tidak terinfeksi parasit  pada organ ikan.  Mampu membedakan organ ikan yang terserang penyakit dan tidak terserang penyakit. Untuk mencegah penyebaran penyakit yang lebih banyak pada ikan budidaya (untuk skala industry biasanya). Untuk mengetahui penyakit yang menyerang ikan. 

II. Metodologi
2.1. Waktiu dan tempat
Praktikum pemeriksaan paasiti ikan air tawar dilakukan pada hari senin, 8 November 2014 pada pukul 10.00-12.00, yang bertempat di ruang laboratorium CA Bio Diploma Istitut Pertanian Bogor.
2.2. Alat dan Bahan
·         Ikan nila, patin, dan lele.
·         Alat seksi : skapel, pinset, gunting bedah.
·         Akuades botol semprot.
·         Buku identifikasi parasit.
2.3. Prosedur Kerja
a. Prosedur pemeriksaan ektoparasit
Sediaan ulas mukus ikan
·         Siapkan kaca objek yang bersih, teteskan 1-2 tetes akuades.
·         Suspensikan kerokan lendir (dari sirip, tubuh dan insang) pada kaca objek yang telah disapkan.
·         Tutup dengan kaca penutup dan amati dibawah mikroorganisme parasit yang mungkin ada pada sediaan tersebut.
·         Amati dengan perbesaran 400-1000 kali
·         Menghitung prevalensi dan intensitasnya.
Sediaan ulas mukus insang
·         Gunting oeverkulum, insang diangkat dan ditempatkan pada cawan petri berisi larutan fisiologis.
·         Lembaran insang diambil, dibuat sediaan kerokan mukus insang, amati dengan perbesaran 400-1000 kali.
·         Pisahkan parasit cacing yang ditemukan dan mengidentifikasi jenisnya.
·          Hitung prevalensinya dan intesitasnya.




b. Prosedur pemeriksaan ektoparasit.
·         Ikan dibuka, sehingga organ dalam terlihat, amati kelainan yang tampak secara makroskopik.
·         Pindahkan organ dalam kecawan petri berisi larutan fisiologis.
·         Untuk saluran pencernaan, usus di buka secara memanjang, parasit cacing yang di pindahkan ke cawan petri berisi larutan fisiologis; keadaan mukosa usus diamati.
·         Buat sediaan kerokan mukosa usus, tutup dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop dengan perbesaran tinggi.


III. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil
Jenis ikan
Organ
Jenis Parasit yang ditemukan
Prevalesi (%)
Intensitas
Nila (3)
Insang
Dactilogyrus (5)
50
1,6
Patin (1)
Lendir
Trichodina(1)
16
1
Patin (1)
Lendir
Nemathoda(1)
16
1
Patin (1)
Sirip Anal
Voticella(1)
16
1
Nila (1)
Sirip Anal
Chilodenella Hexaslicha(1)
16
1

Contoh perhitungan
Prevalensi=∑ ikan yang terserang  parasit “A”   x 100%
                              ∑ ikan yang diperiksa  

Intensitas = ∑Parasit “A”  yang ditemukan
                     ∑ ikan yang terserang penyakit “A”

3.2 Pembahasan
Penyakit akibat infeksi parasit menjadi ancaman utama keberhasilan akuakultur. Pemeliharaan ikan dalam jumlah besar dan padat tebar tinggi pada area yang terbatas, menyebabkan kondisi lingkungan tersebut sangat mendukung perkembangan dan penyebaran penyakit infeksi. Kondisi dengan padat tebar tinggi akan menyebabkan ikan mudah stress sehingga menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit, selain itu kualitas air, volume air dan alirannya berpengaruh terhadap berkembangnya suatu penyakit. Populasi yang tinggi akan mempermudah penularan karena meningkatnya kemungkinan kontak antara ikan yang sakit dengan ikan yang sehat. Parasit adalah hewan atau tumbuhan yang hidup atas pengorbanan dari induk semangnya (hewan atau tumbuhan lain). Jadi parasit itu hidup dengan satu yaitu menyakiti induk semangnya (Alifudin, 1996).
Dalam pratikum kali kelompok kami menemukan bahwa ikan yang diteliti baik lele, nila, maupun patin semuanya rata-rata terserang ektoparasit. Ektoparasit yang sering muncul adalah Dactylogyrus sp. pada insang nila. Insang nila terserang bakteri Dactylogyrus sp. lebih suka menyerang insang . cacing ini bentuknya pipih dan pada ujung badan dilengkapi alat yang berfungsi sebagai pengait dan pengisap darah. Ikan yang terserang menjadi kurus dan tidak cerah lagi. Tutup insang tidak dapat menutup dengan sempurna . gwjala infeksi pada ikan antara lain pernafasan ikan meningkat , produksi lendir meningkat. 
 Dactylogyrus sp sering menyerang pada bagian insang ikan air tawar, payau dan laut. Irawan (2004) mengemukakan bahwa ikan yang terserang Dactylogyrus sp biasanya akan menjadi kurus, berenang menyentak-nyentak, tutup insang tidak dapat menutupi dengan sempurna karena insangnya rusak, dan kulit ikan kelihatan tak bening lagi selanjutnya Gusrina (2008), mengemukakan gejala infeksi Dactylogyrus sp pada ikan antara lain : pernafasan ikan meningkat, produksi lendir berlebih, Insang yang terserang berubah warnanya menjadi pucat dan keputih-putihan.
Dactylogyrus sp sering menyerang ikan di kolam yang kepadatannya tinggi dan ikan-ikan yang kurang makan lebih sering terserang parasit ini dibanding yang kecukupan pakan. (Effendi, 2002) Parasit cacing ini termasuk parasit yang perlu diperhatikan, karena secara nyata dapat merusak filament insang, dan relatif lebih sulit dikendalikan dan penyakit ini sangat berbahaya karena biasanya menyerang ikan bersamaan dengan parasit lain Pada infeksi Gyrodactylus sp gejala yang dimbulkan hampir sama dengan infeksi oleh Dactylogyrus sp. Karena keduanya merupakan parasit yang menyerang insang ikan.
Dari pratikum yang dilakukan parasit Trichodina sp ditemukan menginfeksi sampel benih patin pada bagian lendir, penyakitnya disebut Trichodiniasis.Trichodina sp adalah parasit yang menyerang hampir semua spesis ikan tawar, dan termasuk salah satu parasit yang kosmopolit karna ditemukan hampir diseluruh perairan, (Effendi, 2002) Trichodina sp tubuhnya berbentuk datar seperti piring dengan dikelilingi rambut getar (marginal dan lateral cilia). Pada tubuh bagian bawah terdapat lingkaran tubuh bawah terdapat lingkaran pelekat (adhesive disk) untuk melekatkan dirinya ketubuh ikan atau benda-benda lainnya.

                                                      IV. Kesimpulan      
   
            Dalam praktikum untuk pemeriksaan ikan Lele, Nila dan patin ,  terdapat adanya bakteriDactylogyrus sp. , Trichodina sp. , Nematoda sp. , Vorticella sp. , Chilodenella hexaslicha . Pada insang ikan nila banyak ditemukan ektoparasit. Parasit dominan yang sering ditemukan yaitu Dactylogyrus sp.

V. Daftar Pustaka

Alifudin, Dama. 1996. Kriteria Ikan Terinfeksi, Sakit, Tertular, Sembuh dan           Sehat. Materi Seminar HPIK. Bogor: BpLPP

Effendi, Moch ichsan.Biologi Perikanan.Jakarta:Yayasan Pustaka Nusantara; 2002
Fujaya Yushinta .2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan.    Rineka Cipta. Jakarta.

Hadioetomo RS. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam praktek : Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Granmedia Pustaka Utama: Jakarta.

Thanikachalam K, Marimutu K, Xavier R. Effect of garlic peel on growh, hematological parameters and desease resisrance against Aeromonas Hidrophyla in Afrikan catfish Clarias gariepinus (bloch) fingerlings. Asean pasific jounal of tropical medicine 3:614-618.



0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com